Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Rembang didesak menjembatani terbentuknya Forum Komunikasi Radio yang sempat vakum.

 Kepala Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Rembang, Selasa (02 Juli 2019).  Dalam acara diskusi antar pelaku usaha dan pemerhati radio di Kantor Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Rembang, Ir.Wartono  Selaku kepala Dinas KOMINFO menyampaikan meski mulai ditinggalkan, namun radio tetap memiliki tempat di hati masyarakat. Ia menggelar diskusi semacam ini, salah satunya supaya antar pelaku usaha dan pemerhati radio bisa saling bertukar pikiran. Instansinya kedepan ingin mengambil peran lebih dalam hal pembinaan media radio, karena  radio adalah media komunikasi massa dengar,yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. bahwa lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial.

Selama ini umumnya radio kan ngadek dewe, urip-urip dewe. Makanya kita buka forum ini, yang sempat vakum.Wartono menambahkan beberapa masukan dari pelaku media dan pemerhati radio ditampung. Kalau memang perlu diakomodir melalui anggaran, pihaknya akan mencoba mengajukan pada APBD Perubahan tahun 2020 mendatang.

salah satu pelaku radio “Onny” Abi Wahono, Direktur Radio R2B Rembang menyampaikan dengan adanya forum semacam ini , akan memberikan sejumlah manfaat. Ia mencontohkan pada waktu moment-moment penting, radio di Kabupaten Rembang dapat menggelar siaran serentak. Selain itu juga bisa saling bekerja sama, dalam bidang periklanan.

Onny berharap Dinas Komunikasi Dan Informatika yang merupakan organisasi perangkat daerah (OPD) baru, mendesak agar menjembatani terbentuknya Forum Komunikasi Radio yang sempat vakum.sehingga nantinya mampu menjembatani komunikasi antar radio, untuk ikut menopang pergerakan kemajuan daerah, dari sisi hiburan dan informasi. “Misalnya ada iklan layanan masyarakat (ILM) dari pemerintah, kita bisa muter bareng. Begitu juga soal iklan, kita mungkin bisa ada kesepakatan tarif batas bawah berapa. Buat apa banting harga, kalau kemudian nggak nutup operasional. Nah, kalau Diskominfo ikut menjembatani, kan kita bisa saling komunikasi, “ tutur Onny.

Seorang pemerhati radio yang hadir dari Kecamatan Bulu, Tarwilah mengaku termasuk cerewet dalam memantau radio dan ketika mendengar iklan dengan materi kurang pantas. Ia bahkan menegur langsung pengelola radio, supaya isi iklan diganti, agar tidak menimbulkan keresahan pada pendengar radio.

“Pesan saya cuma itu, kan saya sebagai pendengar atau pemantau. Apalagi saya mewakili Tim Penggerak PKK, kalau ngomong ya seperti ini. Pokoknya, saya berharap radio jangan ada iklan yang seronok, mohon maaf lho ini, “ kata Tarwilah sambil terkekeh. Satu suara berjuta telinga !!!!!!! (tita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.